Berjalan kaki 278km untuk pulang beraya.
Berjalan kaki 278km untuk pulang beraya.
JAKARTA: Demi untuk berhari raya di kampung, pasangan suami isteri bersama dua anak mereka sanggup berjalan kaki sejauh kira-kira 278 kilometer untuk pulang ke kampung halaman Masitoh Aninur Lubis (36) dan Dani (38) sudah 6 hari jalan kaki menyusuri jalan nasional jalur selatan Jawa.
Tanpa memperdulikan larangan untuk pulang berhari raya oleh kerajaan Dani dan Masitoh Ainur Lubis memilih untuk tetap pulang ke kampung halaman Dani Jalan Jalak Harupat Soreang Bandung, Jawa Barat.
Keduanya menyusuri jalan utama membawa dua anaknya yang masih kecil iaitu Manpa (tiga tahun 8 bulan) dan Hanum (satu tahun 5 bulan).
Mereka bertolak dari Gombong, Jawa Tengah, pada 2 Mei lalu untuk menuju ke kampung halaman Dani di Jalan Jalak Harupat Soreang Bandung, Jawa Barat.
Mereka menempuh jarak 278 Km selama 6 hari.
Memetik laporan Tribunnews.com, pada hari Jumaat 7 Mei, Dani sekeluarga sudah sampai di Jalan A Yani Lingkungan Bolenglang Rt 03 RW 05 Ciamis, Jawa Barat.
Ketika ditemui, mereka sedang berehat di bawah pohon rendang di tepi jalan raya.
Kondisi mereka cukup lusuh, mungkin lantaran kepenatan sudah berjalan jauh.
“Beginilah sehari-harinya, kalau penat sangat terus berhenti. Kemudian meneruskan melanjutkan perjalanan lagi,” ujar Dani kepada wartawan.
Terpaksa jalan kaki
Dani dan keluarga kecilnya terpaksa nekad jalan kaki pulang dari Gombong di Jakarta menuju Soreang, di Bandung karena sudah tidak punya apa-apa lagi setelah kehilangan pekerjaan.
Setelah tidak bekerja dan tidak punya apa-apa lagi, dia sekeluarga memutuskan untuk pulang ke Soreang, Bandung.
“Kami bukan mudik (balik kampung berhari raya), tapi pulang ke kampung. Pulang terus, karena di Gombong sudah tidak punya apa-apa lagi. Mudah-mudahan di Bandung nanti ada pekerjaan,” ungkapnya.
Gendong anak sambil jalan kaki
Dalam perjalanan itu mereka turut membawa dua anak mereka yang masih kecil iaitu Manpa (3 tahun 8 bulan) dan Hanum (1 tahun 5 bulan).
Berbekal pakaian yang disimpan dalam beg yang digendong, Masitoh dan Dani berganti-gani mendukung anak mereka sambil berjalan kaki.
Bawa bekal wang Rp120,000 (RM50)
Bertolak dari Gombong, Jakarta pada 2 Mei, Dani hanya berbekalkan duit Rp120,000 (sekitar RM50).
“Tapi alhamdulillah, selama di perjalanan banyak yang bantu. Ada yang bagi wang, ada yang bagi makanan. Kami hanya berjalan di siang hari, kalau malam berehat,” ujar Masitoh.
Menurut Masitoh, mereka memilih stesen untuk berehat pada waktu malam sekali gus menumpang mandi.
“Setelah berehat malam di stesen minyak, sebelah pagi kami meneruskan perjalanan lagi,” katanya.
Selama enam hari dalam perjalanan dari Gombong sampai di Ciamis pada hari Jumaat, ramai yang membantu mereka.
“Tapi ada juga yang menyangka kami menipu. Curiga, terserahlah, ini adalah perjalanan hidup kami. Mohon doanya kami selamat dalam perjalanan,” ujar Masitoh.
Ada empat anak
Masitoh memberitahu mereka mempunyai empat orang anak. Yang sulung, Eva, 16, kini belajar di sebuah madrasah.
Anak Kedua, Ihsan, 10, tinggal bersama neneknya di Medan.
“Yang ikut kami ini Manpa (3 tahun 8 bulan). Dan yang digendong ini Hanum (1 tahun 5 bulan),” katanya.
Karena musafir melakukan pejalanan jauh, Dani sekeluarga terpaksa tidak berpuasa.
Ketika sedang berehat di Jalan Yani Lingkungan Bolenglang pada Jumaat, mereka sedang makan dan minum.
Kelibat Dani bersama isteri dan dua anaknya yang sedang makan di tepi menjadi perhatian warga dan pengguna jalan yang lalu lalang.
“Saya hairan, siang-siang bulan puasa ada yang makan minum di tepi jalan. Setelah saya dekati ternyata mereka sedang melakukan perjalanan jauh dari Gombong menuju Soreang Bandung dengan berjalan kaki,” ujar Abdul Muhi.
Abdu Muhi ketika itu sedang dalam perjalanan dari Kertasari Ciamis menuju Sindangrasa dengan menggunakan kereta.
Dia berhenti setelah ternampak Dani sekeluarga yang sedang makan minum di tepi jalan.
Setelah mengetahui keadaan dan tujuan Dani sekeluarga, Abdul Muhi menumpangkan keluarga tersebut hingga Sindangrasa Jalan Sudirman, Ciamis, dari situ mereka meneruskan perjalanan
“Alhamdulillah dalam perjalanan ada yang membantu, tidak hanya makanan dan minuman tetapi juga wang. Kadang-kadang ada juga tumpangkan kereta,” ujar Dani.
Tiap hari berjalan 30km
Setiap hari mereka mampu melakukan perjalanan 25km sampai 30km. Kadang perjalanan mereka bisa lebih cepat kalau ada yang menumpangkan naik kereta.
Dani menjangkakan mereka akan tiba di kampungnya pada hari kedua Hari Raya.
“Doakan kami selamat,” katanya. – Tribune News
- Baca Artikel Berikut :
- Masjid Al Akbar, ikon terbaharu bandar Jogjakarta
- Video LUC4H Selebriti, Polis Jakarta Namakan Dua Suspek
- Ashraf Sinclair dies of heart attack in Jakarta
Polis sempat sahur, sambut hari jadi anak, sebelum ditemui tergantung
You must be logged in to post a comment.